Balai Penelitian Tanaman Hias
Jalan Raya Ciherang Segunung
Pacet-Cianjur 43253
Telepon : (0263) 512607 / 516684
Faksimile : (0263) 512607
E-mail : segunung@indoway.net

 

Air Manjur Kendalikan Tungau Anggrek


Tungau biasanya menyerang permukaan daun anggrek bagian bawah sehingga sering luput dari jangkauan semprotan pestisida. Karena itu, kerusakan anggrek karena tungau sering kali diketahui sudah dalam keadaan parah. Pengendalian tungau dengan pestisida kimia sintetis memang manjur, tetapi menimbulkan dampak yang merugikan. Cara pengendalian tungau yang manjur, mudah, aman, dan sangat murah adalah dengan air.

Tungau pada umumnya berkembang pesat pada musim kemarau, yaitu pada keadaan suhu panas dan kering atau kelembapan rendah. Tungau merah (Tenuipalpus Orchidarum) banyak ditemukan menyerang anggrek Phalaenopsis dan Dendrobium.

Tungau merusak tanaman dengan mulutnya yang bersifat menusuk dan mengisap. Daun yang terserang
berbintik-bintik kuning kemudian menjadi coklat. Selanjutnya bagian pinggir daun mengering dan akhirnya gugur. Pada anggrek Phalaenopsis, permukaan daun bagian bawah tampak berlekuk-lekuk dan berwarna keperakan.

Petani anggrek biasanya mengendalikan tungau dengan menggunakan akarisida sintetis. Bahan
tersebut cukup manjur untuk mengendalikan tungau, namun menimbulkan dampak yang perlu dipertimbangkan, antara lain terjadinya resistensi dan resurjensi hama, polusi terhadap lingkungan, kematian musuh alami, dan biayanya mahal. Hal ini karena akarisida yang digunakan juga bersifat insektisida.
Cara pengendalian tungau pada tanaman hias yang efektif, aman, dan mudah diuraikan berikut:

1. PENAMANAM BIBIT SEHAT
Dalam budi daya anggrek, bibit yang digunakan harus sehat agar pertumbuhan tanaman tegar dan subur.
Tanaman ditempatkan jauh dari sumber-sumber penyebaran tungau. Tungau pada umumnya tidak
dapat terbang, tetapi mudah tertiup angin atau terbawa bersama bahan lain. Tungau merah dapat menyerang anggrek Phalaenopsis maupun Dendrobium. Karena itu, anggrek Dendrobium yang memperlihatkan gejala serangan tungau agar ditempatkan berjauhan dengan anggrek Phalaenopsis.


2. PERAWATAN TANAMAN
Perawatan tanaman anggrek sehari- hari meliputi penyiraman secara teratur, pemupukan, dan pemantauan
hama dan penyakit.
a) Penyiraman
Penyiraman bertujuan agar tanaman tidak kekeringan serta untuk mempertahankan kelembapan mikroklimat tempat tumbuh anggrek. Anggrek memerlukan kelembapan yang tinggi, yaitu ±80% agar
tumbuh dengan pesat, dan sebaliknya kelembapan yang tinggi tidak menguntungkan untuk perkembangan
tungau. Untuk pertumbuhannya, tungau memerlukan suhu udara yang panas dan kelembapan yang rendah (kering). Namun, kelembapan yang tinggi cocok untuk perkembangan cendawan dan bakteri bakteri yang dapat menjadi patogen tanaman anggrek. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan fungisida dan bakterisida. Percikan air siraman atau air hujan dapat membunuh nimfa tungau. Oleh karena itu, agar penyiraman tanaman sekaligus dapat mengendalikan tungau, semprotan air siraman diarahkan ke sasaran
populasi tungau pada permukaan daun bagian bawah.

b) Pemupukan
Daya tahan tanaman terhadap serangan tungau dapat ditingkatkan dengan pemupukan, namun tetap
mempertimbangkan keseimbangan hara nitrogen dan fosfat. Tanaman yang sehat dan subur relatif lebih
tahan terhadap serangan hama seperti tungau. Oleh karena itu, pemupukan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan hara tanaman.

c) Pemantauan
Populasi tungau perlu dipantau setiap hari agar tanaman terhindar dari kerusakan. Beberapa kasus serangan tungau pada anggrek terjadi karena tanaman luput dari pemantauan. Selanjutnya saat penyiraman
dan pengendalian hama, butir semprotan air atau akarisida tidak mengenai sasaran yaitu populasi tungau
pada permukaan daun bagian bawah.

3.MEMILIH JENIS ANGGREK
Phalaenopsis Serangan tungau pada anggrek Phalaenopsis sering kali diketahui setelah tanaman rusak atau merana. Tungau berukuran sangat kecil sehingga sukar dilihat, apalagi tungau biasanya memilih tempat
tinggal (niche) pada bagian permukaan bawah daun sehingga sulit dipantau. Oleh karena itu, agar tanaman
anggrek Phalaenopsis terhindar dari serangan tungau merah, sebaiknya dipilih jenis yang berdaun
tegak. Dengan daun yang tegak, populasi tungau mudah dipantau dan air siraman akan lebih mudah mencapai permukaan daun bagian bawah. Daun yang tegak juga memungkinkan butir-butir semprotan
air atau pestisida tidak menggenang pada daun. Permukaan daun yang kering akan mengurangi serangan
patogen penyakit daun yang pertumbuhannya memerlukan genangan air. Selain itu, permukaan daun akan tampak bersih meskipun telah disemprot dengan pupuk. Namun demikian, sampai saat ini varietas
anggrek Phalaenopsis yang berdaun tegak masih terbatas, atau masih dalam angan-angan para pemulia
anggrek.

Serangan tungau pada anggrek yang berdaun tidak tegak dapat diantisipasi dengan menempatkan
pot anggrek pada rak yang miring atau digantung agar permukaan daun bagian bawah mudah dipantau
dan terkena butir-butir semprotan air atau pestisida. Bila jumlah tanaman terbatas, sewaktu-waktu
tanaman dapat direndam sesaat dalam air. Selain untuk membasahi media, cara ini juga dapat menekan
populasi tungau yang hidup pada tanaman anggrek.

4. PENGENDALIAN HAMA TUNGAU
a) Pestisida Kimia Sintetis
Tungau dapat dikendalikan dengan pestisida kimia sintetis, yaitu akarisida. Jenis pestisida yang hanya
berfungsi sebagai akarisida jumlahnya terbatas. Pestisida umumnya berfungsi tidak spesifik, yaitu sebagai
akarisida dan insektisida. Kedua jenis formulasi pestisida tersebut ada kelebihan dan kekurangannya.
Namun, perusahaan pestisida lebih memilih untuk memproduksi pestisida yang tidak spesifik
karena lebih menguntungkan, konsumennya lebih banyak dan harganya lebih murah. Konsumen
cenderung lebih memilih pestisida yang tidak spesifik karena hama yang menyerang anggrek Phalaenopsis
bukan hanya tungau, tetapi juga serangga hama lainnya.

b) Predator Tungau dan Cendawan Mikoinsektisida
Alternatif lain dalam pengendalian tungau pada anggrek Phalaenopsis adalah menggunakan predator/musuh
alaminya, yaitu Amblyseilus sp. dan cendawan musuh alami tungau, seperti Beauveria bassiana. Cendawan
tersebut dilaporkan efektif mengendalikan tungau yang menyerang tanaman anyelir. Cendawan B. bassiana mudah diperoleh di sekitar pertanaman, cara isolasinya mudah, biaya pengembangannya murah, dan ramah lingkungan.  Aplikasi B. bassiana memerlukan kondisi mikroklimat yang lembap. Kondisi tersebut sesuai
dengan yang dibutuhkan tanaman anggrek Phalaenopsis.

c) Menggunakan Air
Alternatif yang paling murah dan mudah untuk mengendalikan tungau pada anggrek Phalaenopsis adalah menggunakan air, baik air siraman maupun percikan air hujan, asalkan air dapat mengenai permukaan
bawah daun. Untuk maksud tersebut, tangkai semprotan perlu dimodifikasi, yaitu dibengkokkan
agar butir semprotan mengarah ke tungau yang berada di permukaan bawah daun.

Volume air yang digunakan disesuaikan dengan volume pestisida, bahkan bisa lebih tinggi. Tekanan bar dalam tangki penyemprot ditingkatkan agar butir semprotan dapat mencapai lekukan-lekukan permukaan daun tempat tungau bersembunyi.

Penurunan populasi tungau pada permukaan daun anggrek dapat disebabkan tungau mati atau tertiup dan mati di tempat lain. Telur yang diletakkan pada permukaan daun juga dapat disapu oleh semprotan air. Agar butir semprotan air dapat mengenai seluruh permukaan daun, ke dalam air dapat ditambahkan spreader agar tegangan permukaan air pada daun berkurang. Frekuensi penyemprotan air bergantung pada populasi tungau. Biaya pengendalian tungau dengan menyemprotkan air hanya berupa upah operator. Selain murah,
cara ini juga aman bagi operator dan lingkungan. Yang perlu diperhatikan adalah penyemprotan diusahakan
tidak menyebabkan timbulnya genangan air pada daun agar daun terhindar dari serangan penyakit (Tata Rasta Omoy).

Air Manujur Kendalikan Tungau Anggrek
Sumber : Warta Penelitian dann Pengembangan Pertanain Vol. 28, No. 6, 2006

 
Make a Free Website with Yola.